Kampung Jawara adalah suatu wilayah yang banyak warganya yang menerima Dinar dan Dirham. Paling tidak di situ ada lima kedai atau usaha yang menerima pembayaran dengan Dinar dan Dirham, hingga warga setempat maupun anggota masyarakat dari tempat lain dapat membelanjakan Dinar atau Dirhamnya dengan cukup mudah. Saat ini Kampung Jawara terbesar adalah di Kampung Nelayan, Cilincing, Jakarta Utara, dengan lebih dari 75 kedai atau usaha menerima Dinar dan Dirham. Yang kedua adalah yang ada di kawasan Tanah Baru, Depok, yang juga terdapat cukup banyak kedai, di antaranya sebuah minimarket, SahlanMart, yang setiap harinya menerima transaksi dengan Dinar dan Dirham.
Kini sebuah Kampung Jawara baru tengah dalam pertumbuhannya, yakni di Surabaya, Jawa Timur. Tepatnya di gang Pagesangan IIIB, yang bagi masyarakat di luar warga Surabaya, bisa jadi tak terbayangkan lokasinya. Tetapi ada sebuah land mark yang akan memudahkan masyarakat menandai Gang Pagesangan ini, yaitu Masjid Nasional Al Akbar Surabaya (MAS), yang berada di Jl Pagesangan Raya. Gang Pagesangan IIIB berada tak seberapa jauh dari masjid megah yang sangat dikenal di kota Surabaya itu.
Kehadiran Wakala Ar Rohmah yang berlokasi di Gang Pagesangan benar-benar membawa rahmat bagi warga sekitarnya. Pak Nur Kholis, yang mengelola Wakala Ar Rohmah, bahkan sudah mulai memperkenalkan Dinar dan Dirham kepada warga setempat sebelum mengoperasikan wakalanya. Di rumahnya sendiri, bersama istrinya, Ibu Wiwin ia mengelola gerai herbal dan kosmetik, yang tentu saja menerima pembayaran dengan Dinar dan Dirham. Tetangga sebelahnya, Gerai Aisyah, yang menjual pulsa elektrik juga telah bergabung menjadi anggota Jawara. Tak jauh dari situ ada sejumlah usaha lain, seperti agen air minum dan gas, ada toko roti, taman kanak-kanak, toko kelontong, dan usaha pengrajin sepatu. Ibu Wiwiek, pemilik dan pengelola kerajinan sepatu 'Flass', begitu mendapatkan penjelasan tentang Jawara, secara spontan bersedia menerima pembayaran Dinar dan Dirham. 'Saya langsung membeli sepasang sepatu dan sandal pada Ibu Wiwiek,' ujar Pak Abdarrahman Rachadi yang pagi itu mengunjungi Wakala Ar Rohmah. 'Kedua alas kaki seharga Rp 180.000 ini sebagiannya dibayar dengan Dirham. Mbak Wiwiek, sang pembuat sepatu menerima 1 Dirham perak + Rp 120.000,' tambah Pak Abdarrahman.
Dari Kampung Pagesangan diharapkan perkembangan Jawara di Surabaya semakin cepat berlangsung. Kota Surabaya yang dikenal sebagai 'Kota Pahlawan' ini, semoga juga segera dikenal sebagai 'Kota Jawara Dinar'.
Sumber : www.wakalanusantara.com