WAKALA DIRHAM BIMA

Sunday 23 January 2011

Liputan Dinar Dirham Di Koran Republika

Berikut ini kami sampaikan link file yang berisi Liputan Dinar Dirham di Koran Republika, edisi cetak hari Jum'at tanggal 21 Januari 2011 di Rubrik Teraju.

Judul : Belanja, Ya! Investasi, Ya!

Judul : Transaksi Dinar Dirham di Kampung Nelayan.

Mudah-mudahan dengan tersebarnya rubrik ini secara online, makin banyak dinar dirham yang beredar, tidak hanya disimpan sebagai alat investasi.

Thursday 20 January 2011

Jasa Cukur 1 Daniq

Pembayaran dalam Dinar Dirham tidak hanya dilakukan antara penjual dan pembeli, namun juga bisa dilakukan bagi masyarakat yang memanfaatkan jasa, tenaga, maupun keringat orang lain. Salah satu contohnya adalah jasa yang tidak akan ada matinya di dunia ini, kecuali rambut sudah tidak tumbuh lagi di kepala, yaitu tukang cukur rambut.

Tukang cukur rambut dibayar dengan rupiah/uang kertas lainnya sesuai jasanya mencukur rambut dan juga layanan lain yang mungkin diberikan oleh tukang cukur, seperti pijat kepala ringan, cukur kumis dan jenggot. Atau juga fasilitas di dalam tempat cukur tersebut, seperti ruangan ber-AC dan penyuguhan tayangan film anak-anak dan mainan bagi jasa cukur anak-anak. Layanan cukur tanpa sedikitpun potongan rambut yang berserakan setelah pelaksanaan cukur bisa menyebabkan jasanya menjadi mahal dan termasuk layanan yang dicari oleh para eksekutif yang membutuhkan penampilan prima dan tidak punya cukup waktu hanya untuk membersihkan diri lagi setelah cukur.

Namun bagi tukang cukur yang hanya memberikan jasa cukur dan biasanya berada dekat dengan masyarakat atau mungkin yang biasa disebut tukang cukur ‘DPR’ (Di bawah Pohon Rindang), menaikkan tarif sedikit lebih mahal akan mengurangi sedikit pemakai jasa, karena akan ada persaingan antara tukang cukur yang terletak tidak jauh di tempatnya berada. Akibatnya, kesejahteraan mereka pun sedikit terancam oleh inflasi, dimana harga barang naik, sedangkan pendapatan tak berbanding lurus.

Tukang cukur di KRI Ahmad Yani pun mengalami hal serupa. Jasanya dihargai sesuai kesepakatan lisan antar ABK dengan tarif di bawah tukang cukur pada umumnya dan jarang mengalami kenaikan pembayaran. Kadang-kadang saja mendapat lebih dari jasanya melayani perwira.

Tentu akan lain hal bila jasanya dihargai dengan uang riil, yang terbuat dari perak, yaitu dirham. Al-wakil wakala Bima mempelopori penggunaan dirham sebagai alat transaksi kepada tukang cukur di kapal. Setelah mendapat penjelasan panjang lebar, M. Andik, bintara yang juga memiliki keahlian cukur rambut, bersedia tenaganya pada setiap pelayanan cukur standard dihargai oleh dirham, tepatnya 1 Daniq. Andik merasa senang tenaganya dihargai dengan dirham. Dengan begitu, tenaganya tidak akan mengalami penyusutan penghargaan seperti bila dihargai dengan rupiah. Mudah-mudahan bisa diikuti oleh ABK di kapal lain dan juga masyarakat, yaitu menggunakan dinar dirham sebagai alat penghargaan terhadap jasa cukur yang diberikan dan juga terhadap transaksi lain yang sesuai syariah.

Dengan begitu, makin bertambah banyak penyedia jasa yang menerima pembayaran dalam nuqud, uang manusia yang fitrah dan tidak menimbulkan ketidakadilan.

Wednesday 19 January 2011

Anak Sunat, Senang Terima Dirham

Kado anak sunat pun dapat berupa dirham. Sebuah peristiwa yang layak diketahui dan diikuti secara umum.

Di pagi hari yang cerah di hari libur nasional, Sabtu, bertepatan dengan tanggal 25 Desember 2010, di bilangan Plumpang Jakarta Utara tepatnya di Kampung Bendungan Melayu RT 006 RW 002 No. 35 Kelurahan Rawa Badak Selatan, Jakarta-14230 telah disunat seorang anak bernama MOHAMMAD FARRAS bin Nur Qomar bin Haji Muhammad Yunus, berusia 8 tahun. Ia masih duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar Swasta Unwanus Sa�adah Jalan Raya Plumpang Kel. Tugu Utara Kec. Koja Jakarta Utara. Acara diadakan secara sederhana di rumah kediamannya.

Sejak pagi hari itu para tetangga kanan kiripun berdatangan dengan memberikan sesuatu ala kadarnya sebagai tanda ikut berbahagia. Dia sangat senang begitu ada yang memberinya sekeping Dirhamayn (dua dirham) dengan berat 5,950 gram. Kebetulan anak yang disunat itu sudah paham tentang Dirham, karena beberapa waktu yang lalu pernah membeli Dirham Perak pada hari raya Idul Fitri 1431 H sebanyak satu keping Dirham dan satu keping Nisfu Dirham. Pada waktu itu harga rate Dirhamnya Rp 33.000,00. Kini ia rajin dan lebih senang menabung Dirham Perak ketimbang uang kertas, karena katanya harganya naik terus, daripada uang kertas entar enggak dapat apa-apa. Uang dari pemberian orang yang berkunjung, rupanya cukupbanyak, akhirnya cukup ia tukarkan dengan sekeping Dinar Emas.

Kecil-kecil sudah punya Dinar dan Dirham. Nah boleh juga anak-anak Indonesia menirunya, setuju? Siapa menyusul?

Sumber : www.wakalanusantara.com

Sunday 16 January 2011

Uang di Dunia Matrix

Anda pernah menonton film Matrix? Film fiksi tahun 1999 yang dibintangi oleh Keanu Reeves tersebut memang tergolong menarik.

Dalam film tersebut digambarkan seorang Neo (Keanu Reeves) yang tiba-tiba merasakan kegelisahan dalam hidupnya. Dia merasakan ada yang tidak beres dengan dunia yang dia jalani. Merasa ada sesuatu yang salah , tetapi tidak tahu apakah itu. Perasaan itulah yang membawa Neo bertemu dengan Morpheus. Morpheus berusaha untuk meyakinkan Neo bahwa dunia yang selama ini dijalani hanyalah tampilan yang disajikan di hadapan mata untuk menutupi kebenaran yang sesungguhnya. Morpheus memberinya pilihan, meminum pil merah atau biru. Ketika Neo memilih, hidupnya pun berubah. Dia akhirnya mengetahui bahwa kehidupan yang dijalani selama ini adalah palsu. Semua itu ternyata perbuatan sebuah mesin raksasa dengan programnya yang bernama Matrix.

Ternyata kehidupan Neo selama ini sebagai orang kantoran hanya semu belaka. Fakta sesungguhnya adalah bahwa fisik Neo dihubungkan dengan chip dan peralatan yang membuat dirinya seakan-akan hidup dalam kehidupan nyata yang nyaman. Padahal, dirinya selama ini terpenjara dalam mesin raksasa. Boro-boro dia menjalani kehidupan normal seperti pergi ke kantor, untuk bergerak saja dia tidak bisa karena dirinya terhubung dengan kabel-kabel besi yang menjeratnya.

Kelompok pejuang yang dipimpin Morpheus akhirnya bisa melepaskan semua kabel-kabel yang menyandera tubuh Neo dan mengamankan Neo ke markas pejuang. Akhirnya, Neo bergabung dengan para pemberontak untuk menghadapi penjajahan kaum mesin. Dengan kesadaran barunya, Neo menghadapi kenyataan pahit dalam dunia nyatanya. Akan tetapi dia lebih memilih hal tersebut daripada terjajah oleh mesin dan hidup dalam imajinasi.

Film Matrix tentu saja hanyalah fiksi semata. Akan tetapi, bila kita renungkan, ada sisi kehidupan kita yang mirip dengan dunia 'matrix'. Selama ratusan tahun kita terbelenggu dengan kesejahteraan semu dengan penggunaan uang kertas tanpa kita menyadari bahwa dengan sistem fiat money tersebut, secara pasti kesejahteraan kita terampok oleh inflasi dan tatanan kehidupan kita rusak karena riba yang merajalela.

Uang Bernilai Nyata

Orang berargumen bahwa uang kertas itu nyaman tetapi sebenarnya ada harga yang sangat mahal yang harus dibayarkan. Uang yang seharusnya bernilai intrinsik sehingga nilainya ada di dalam uang tersebut, bukan di luar uang, tergeserkan oleh kertas yang nilainya dipaksakan oleh kekuatan perundangan. Ratusan tahun kita telah terperdaya dengan sistem uang kertas sehingga kita sudah tidak ingat lagi sejarah uang yang sesungguhnya. Uang sejak zaman sebelum Nabi Muhammad , sallalahu alayhi wa sallam terbuat dari logam mulia dan juga dari komoditas lainnya. Begitu kejayaan Islam runtuh, mulailah muncul uang yang terbuat dari kertas yang kini benar-benar berupa kertas tanpa kaitan dengan cadangan emas.

Ketika ada sekelompok orang yang mengingatkan bahwa sistem uang kertas hanya membawa kesengsaraan, susah bagi kita untuk menerimanya. Seperti susahnya Neo untuk menerima penjelasan Morpheus pada awalnya. Itu karena tipuan yang telah begitu lama telah menutupi pandangan kita sehingga kita tidak bisa lagi berpikir jernih. Beberapa orang mengilustrasikan kondisi uang kertas saat ini seperti kisah 'Baju Baru Kaisar'. Setiap orang menyangka Sang Kaisar memakai baju yang sangat indah, padahal nyatanya dia tidak memakai baju. Hingga ada seorang anak kecil berteriak,'Lihat, Kaisar tidak memakai baju!'.

Hal yang sama terjadi pada uang kertas. Kita diberitahu bahwa uang kertas adalah kesejahteraan, karena ada nilai di dalamnya, hingga ada yang berkata,'Ini hanyalah kertas biasa, tidak ada nilai sebesar itu di dalamnya'.

Untuk membuktikan hal tersebut, cobalah menyobek uang Rp 100.000,- menjadi dua, maka uang tersebut menjadi tidak laku, yang berarti uang tersebut telah lenyap. Ajaibnya, ketika keduanya disatukan dengan perekat, uang tersebut bisa laku kembali, alias menjadi ada lagi. Tentu saja kondisi tersebut bukanlah yang seharusnya. Uang sejati tidak bisa dengan mudah menghilang dan muncul hanya dengan cara disobek/direkatkan.

Imran N Hosein, ulama Trinidad menyebutkan bahwa uang dalam Islam haruslah:

1. Berupa logam berharga (emas dan perak) atau komoditas lainnya seperti gandum, tepung, kurma dan garam yang tersedia secara bebas di pasar dan tahan lama;

2. Bernilai intrinsik; dan

3. merupakan ciptaan Alloh dengan nilai yang sudah Alloh tentukan kepadanya.

Dengan kondisi di atas, uang yang seharusnya adalah dinar dan dirham (emas dan perak) serta komoditas lainnya.

Kita Punya Pilihan

Sistem fiat money saat ini diterima begitu saja sebagai satu-satunya sistem yang terbaik, padahal sistem tersebut tidak bisa bertahan, tidak adil dan akan collapse. Lihatlah bahwa Rupiah Indonesia telah mengalami penurunan daya beli tiap tahunnya. Setiap orang yang menyimpan uangnya dalam bentuk Rupiah (dan uang kertas lainnya) akan mengalami penurunan daya beli dari tahun ke tahun. Hasil kerja keras kita yang kita simpan dalam wujud rupiah bisa tiba-tiba menghilang daya belinya ketika terjadi krisis moneter. Bahkan dolar pun yang selama ini menjadi acuan, daya belinya juga telah melorot tajam.

Kita harus menyediakan sistem alternatif yang lebih baik daripada itu. Kalau kita berlarut-larut dalam sistem uang kertas maka lama kelamaan kita tidak bisa keluar dari sistem itu, dan kita hidup dalam penjara seperti kehidupan Neo sebelum bertemu dengan Morpheus. Kehidupan semu di dunia matrix yang kelihatannya nyaman tapi sebenarnya memenjarakan. Kesejahteraan yang dibawa oleh uang kertas sebenarnya adalah kesejahteraan semu dan uang kertas adalah uang semu yang terasa manfaaatnya hanya di dunia 'matrix'.

Kita punya dua pilihan: keluar dari dunia matrix uang kertas lalu berjuang melawannya atau membiarkan diri kita selamanya terjajah dan hidup dalam imajinasi uang di dunia matrix. Silahkan memilih.

Inspired by: Fim Matrix dan Video interview Bapak Zaim Saidi

Sumber : - www.wakalanusantara.com

- attawazun.wordpress.com


AS pun Akan Gunakan Kembali Uang Emas dan Perak

Negara bagian Persemakmuran Virginia berencana mengajukan rancangan undang-undang untuk pencetakan koin emas dan perak sendiri, sebagai mata uang alternatif terhadap dolar AS.

Delegasi Partai Republik Negara Bagian Virginia, AS, Bob Marshall, dari Prince William County, meminta kepada Majelis Umum untuk mempertimbangkan usulan tersebut pada hari Rabu (11 Januari 2011), ketika diselenggarakan sesi tahunan legislatif, sebagaimana dilaporkan oleh The Washington Post.

Ini adalah RUU pendamping dari proposal Marshall yang telah diajukan untuk membentuk panitia studi untuk menelaah mata uang alternatif bagi uang yang didistribusikan oleh Federal Reserve System, yakni dolar AS, "dalam hal terjadi gangguan besar atas Federal Reserve System."

Menurut Bob Marshall, RUU alternatif mata uang ini bertujuan untuk mendorong persaingan ke dalam ekonomi nasional AS dan mewajibkan pemerintah federal untuk mengubah kebijakan moneter, yang diyakini mengarah ke hiperinflasi

"Banyak ahli yang diakui secara luas memprediksi kehancuran mata uang yang tak terelakkan dari Federal Reserve System akibat hiperinflasi di masa mendatang," demikian pernyataan dalam RUU tersebut.

"Badan legislatif negara harus lebih kreatif dan cerdas untuk melawan para badut politik yang telah mengganggu Washington," kata Marshall.

"Kami ingin memberikan tantangan bagi mereka yang tengah menjalankan Federal Reserve dan orang-orang di Kongres yang tidak mengenal kata 'tidak'," katanya.

Kritik Marshall di atas mewakili gerakan, populis libertarian, Gerakan Partai Teh Amerika Serikat, yang anggotanya menghendaki dihentikannya Federal Reserve System. Bila Negara Bagian Virginia mencetak dan mengedarkan koin emas dan perak, maka negeri ini merupakan negeri kedua sesudah Kesultanan Kelantan, Malaysia, melakukannya dengan Dinar dan Dirham

Adapun Pemerintah Daerah kita yang tengah menuju ke sana adalah Nangroe Aceh Darussalam. Siapa yang akan lebih dahulu membuktikan niatnya?